Foto Profil Mokhammad Daffa Aditya Ridwan

Pengaruh Penambahan Ampas Jamu Bentuk Tepung dan Cair Sebagai Aditif Pakan Terhadap Kualitas Eksternal Telur Ayam Ras Petelur

Penelitian oleh: Mokhammad Daffa Aditya Ridwan dan Osfar Sjofjan

Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan mikropartikel ampas jamu sebagai aditif pakan terhadap kualitas eksternal telur ayam ras petelur strain Lohman umur 60 minggu. Latar belakang penelitian didorong oleh kebutuhan akan alternatif alami yang aman untuk menggantikan *Antibiotic Growth Promoter* (AGP). Ampas jamu, yang kaya akan fitobiotik dan probiotik, diolah menjadi bentuk tepung dan cair untuk meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi. Hasil menunjukkan bahwa penambahan aditif secara signifikan **meningkatkan berat telur dan tebal kerabang**. Perlakuan terbaik untuk berat telur ditemukan pada penambahan 0,5% bentuk tepung, sedangkan tebal kerabang tertinggi pada 0,75% bentuk cair. Parameter lain seperti dimensi, indeks, dan gravitasi telur tidak menunjukkan perbedaan nyata. Kesimpulannya, mikropartikel ampas jamu merupakan alternatif inovatif untuk meningkatkan kualitas eksternal telur.

Metodologi Penelitian

Ternak Uji

160 ekor ayam
Lohman 60 minggu

Aditif Pakan

Bentuk: Tepung & Cair

Level: 0%, 0.25%, 0.5%, 0.75%

Variabel Diukur

Kualitas Eksternal Telur

Hasil dan Pembahasan

Berat Telur Tertinggi

70.33 g

0.5% Aditif Tepung

Kerabang Paling Tebal

0.487 mm

0.75% Aditif Cair

Grafik Rata-rata Berat Telur (g)

(Pengaruh Berbeda Nyata, P<0,05)

Pembahasan:

Peningkatan berat telur tertinggi pada perlakuan 0,5% aditif tepung (P2T1) menunjukkan bahwa bentuk tepung lebih unggul dalam pelepasan nutrisi secara bertahap. Hal ini memungkinkan penyerapan protein yang lebih optimal, yang merupakan komponen utama dalam pembentukan albumen dan kuning telur. Efektivitas pada level 0,5% mengindikasikan adanya dosis optimal, di mana level yang lebih tinggi tidak selalu memberikan hasil yang lebih baik.

Grafik Rata-rata Tebal Kerabang (mm)

(Pengaruh Berbeda Nyata, P<0,05)

Pembahasan:

Hasil terbaik untuk tebal kerabang pada perlakuan 0,75% aditif cair (P3T2) dapat dijelaskan oleh bioavailabilitas mineral yang lebih tinggi. Bentuk cair memungkinkan penyerapan kalsium dan fosfor yang lebih cepat dan efisien di saluran pencernaan. Peningkatan penyerapan mineral ini secara langsung mendukung proses kalsifikasi kerabang, sehingga menghasilkan kerabang yang lebih tebal dan kuat.

Grafik Hasil Tanpa Perbedaan Nyata

Perbandingan rata-rata antara bentuk aditif Tepung dan Cair di setiap level perlakuan (P>0,05).

Grafik Rata-rata Panjang Telur (mm)

Grafik Rata-rata Lebar Telur (mm)

Grafik Rata-rata Indeks Telur (%)

Grafik Rata-rata Gravitasi (g/ml)

Kesimpulan & Saran

Kesimpulan: Pemberian aditif ampas jamu bentuk tepung level 0,5% optimal untuk meningkatkan berat telur, sementara bentuk cair level 0,75% paling efektif untuk meningkatkan tebal kerabang. Karakteristik lain seperti dimensi, indeks, dan gravitasi telur tidak terpengaruh secara signifikan, menunjukkan dominasi faktor genetik dan fisiologis ayam.

Saran: Disarankan untuk mengoptimalkan penggunaan mikropartikel ampas jamu sebagai aditif pakan alternatif pengganti AGP. Penelitian lebih lanjut dengan skala lebih besar dan durasi lebih panjang diperlukan untuk mengonfirmasi dampak jangka panjangnya.